Prevalensi hipertensi masih tinggi di Indonesia masih cukup besar. Pada tahun 2016, prevelensi hipertenis secara nasional mencapai 31,7 persen. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa 1 dari 4 orang menderita hipertensi. Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi sebagai faktor risiko utama terjadinya stroke, penyakit jantung dan gagal ginjal.
Bahkan pada usia lanjut (lebih dari 65 tahun) menunjukan satu dari dua orang menderita hipertensi, artinya satu dari dua lansia berisiko tinggi terkena stroke, penyakit jantung dan gagal ginjal bila tidak terdeteksi dini dan tidak terobati hipertensinya.
Hipertensi Picu Stroke dan Jantung
Pakar hipertensi, dan guru besar FKUI, Prof Dr dr Suhardjono, SpPD, KGH, KGer, FINASIM, menjelaskan hipertensi jika tidak ditangani maka akan berakibat fatal pada jantung, ginjal, otak serta menimbulkan komplikasi dan beban biaya yang besar seperti dialisis atau cuci darah. Bukan hanya beban ekonomi yang ditimbulkan namun juga menurunkan kualitas hidup penderita, keluarga dan masyarakat
Beratnya hipertensi tidak hanya berdasar tingginya tekanan darah saja, namun harus dilihat adanya faktor penyerta lainnya. Risiko kerusakan target organ (otak, jantung, ginjal) sangat dipengaruhi oleh tingginya tekanan darah, umur, merokok, dislipidemia, diabetes melitus, obesitas
Jadi seseorang dengan hipertensi, penyakit diabetes, dan lingkar perut yang besar, apalagi merokok tentu akan berisiko lebih tinggi terkena serangan jantung dibanding dengan yang hanya menderita hipertensi saja. “Pada intinya, pengobatan hipertensi bertujuan menurunkan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular, stroke dan ginjal dengan cara mengendalikan maksimal semua faktor risiko kardiovaskular. Tekanan darah diturunkan hingga kurang dari 140 per 90 mmHg
Wakil Ketua I, Perhimpunan Hipertensi Indonesia atau Indonesian Society of Hypertension (InaSH), Dr dr Yuda Turana, SpS, yang juga seorang ahli syaraf mengemukakan hipertensi tidak hanya masalah dengan stroke, namun juga faktor risiko utama berkhasiat menurunkan tekanan darah tinggi.
Diketahui bahwa hipertensi yang tidak terkontrol pada usia 40 tahunan akan mengakibatkan kepikunan saat usia lanjut. “Hipertensi dapat mempercepat proses penuaan otak,” ujarnya.