Dini (nama samaran) usia 20 tahun sering mengalami gatal di hampir seluruh tubuh. Awalnya hanya sesekali tetapi belakangan ini menjadi sering muncul. Keadaan ini sangat mengganggu karena jika kambuh, muncul bentol-bentol merah hampir di sekujur tubuh disertai rasa gatal yang luar biasa. Dokter memberi semacam obat alergi dan biasanya membaik. Saat ini jika minum obat maka gatal agak jarang timbul, bisa 2 hari sekali baru kambuh. Tetapi jika tidak minum obat, akan timbul terus menerus dan sangat menyiksa karena gatalnya gak ketulungan. Apakah penyakit ini bisa disembuhkan?
Urtikaria Alergi Kulit yang Sering Dijumpai
Dari gejala yang digambarkan tampaknya Dini mengalami penyakit alergi yang menyerang kulit, yaitu: urtikaria, dalam bahasa awam kadang disebut biduran atau liman. Urtikaria adalah penyakit inflamasi kulit yang kronik residif, merupakan manifestasi reaksi alergi tipe I (tipe cepat). Disebut kronik residif karena penyakit ini berlangsung menahun dan kambuh-kambuhan.
Kelompok penyakit alergi tipe cepat yang segolongan dengan urtikaria antara lain: eksim (dermatitis atopi), pilek alergi (rhinitis alergi), astma bronchiale dan alergi makanan. Pada reaksi tipe cepat ini, kerusakan jaringan dapat timbul segera setelah terjadinya paparan alergen, berkisar 5 – 15 menit maka gejala klinis akan muncul.
Penyebab urtikaria
Hingga saat ini belum diketahui etiologi/ penyebab yang pasti dari penyakit urtikaria. Diduga mekanisme atopi berperan dalam terjadinya urtikaria.
Apakah atopi? Atopi adalah suatu kelainan berupa respon imun berlebihan (hipersensitifitas) terhadap alergen yaitu bahan-bahan yang terdapat di lingkungan sekitar penderita, dan cenderung terjadi di dalam satu keluarga. Artinya, jika ada salah satu anggota keluarga mempunyai riwayat atopi maka sangat besar kemungkinan terjadi juga pada anggota keluarga yang lain.
Atopi yang sering ditanyakan oleh dokter adalah riwayat asma, pilek alergi, alergi debu, makanan atau obat-obatan tertentu. Bercak kulit berupa bentol-bentol (penebalan kulit berbentuk lingkaran besar-besar) dan rasa gatal yang sangat, merupakan gejala utama urtikaria yang sering menyebabkan penderita frustasi oleh karena sering muncul/kambuh tanpa sebab yang jelas
Bagaimana urtikaria terjadi?
Tubuh kita mempunyai mekanisme pertahanan sebagai perlindungan terhadap bahaya yang mungkin timbul dari berbagai bahan di lingkungan hidup. Mekanisme pertahanan ini disebut “sistem imunitas”.
Fungsi sistem imunitas ini dapat terganggu baik primer maupun sekunder sehingga menimbulkan ketidakseimbangan yang manifestasinya bermacam-macam, antara lain: infeksi berulang, terjadinya autoimunitas, keganasan, atau hipersensitifitas/respon imun berlebihan.
Pada keadaan hipersensitifitas inilah terjadi reaksi alergi pada penderita yang mempunyai riwayat atopi seperti kami jelaskan sebelumnya. Setelah penderita kontak dengan bahan alergen, terjadi pembentukan imunoglobulin E yang berlebihan dan timbullah gejala klinis berbentuk bentolbentol dan gatal. Proses yang sama terjadi juga pada orang yang terserang asma, pilek alergi, alergi debu, makanan dan obat-obatan.
Penatalaksanaan
Pada hampir semua penyakit alergi, penanganan yang paling utama adalah menghilangkan/ menghindari alergen (bahan-bahan) yang menjadi pemicu timbulnya alergi tersebut. Masalahnya, masyarakat kadang kesulitan menemukan apa sih pemicunya?
Kalau alergi makanan biasanya cukup jelas, setelah memakan makanan tertentu tiba-tiba timbul keluhan dan apabila menghindari makanan tersebut keluhan tidak muncul.
Pada kasus Dini di atas, penderita belum menemukan pemicu kekambuhannya sehingga urtikaria menjadi sering kambuh. Untuk mengetahui alergen penyebab alergi, saat ini banyak berkembang teknik dan metode yang cukup modern seperti uji kulit, pemeriksaan laboratorium, dll. Obat-obatan anti alergi digunakan untuk meredakan gejala yang timbul.
Beberapa obat mempunyai khasiat mencegah kekambuhan tetapi tetap tidak bisa menghilangkan penyakitnya. Beberapa penderita mengaku penyakit alerginya hilang sendiri pada saat mereka pindah ke kota lain. Dalam hal ini mungkin suhu udara dan kandungan partikel udara menjadi alergennya. Penderita lain menyatakan alerginya sembuh setelah hamil dan melahirkan.
Dari kondisi ini dapat kita lihat bahwa penyakit alergi adalah masalah yang cukup kompleks karena menyangkut suatu sistem dalam tubuh yaitu sistem imunitas.
Apakah bisa sembuh? Dengan kemajuan ilmu kedokteran saat ini sampai tingkat bioseluler dan biomolekuler bahkan tingkat gen, memberi harapan bagi penderita alergi untuk memperoleh kesembuhan secara tuntas.
Ditulis oleh: S. Anggapratiwi, MKes. Poliklinik KPDJBC
Biduran (Urtikaria) Alergi Kulit