Antioksidan bukan merupakan nama zat, tetapi sifat molekul yang dapat membantu melindungi tubuh dari penyakit. Pengertian sederhana antioksidan adalah sifat berbagai senyawa yang dapat melawan radikal bebas. Dengan demikian, Jadi, molekul antioksidan akan melawan radikal bebas yang berbahaya untuk kesehatan apabila kadarnya terlalu tinggi.
Berikut tulisan Ardiansyah, Peneliti di Tohoku University, Sendai, Jepang; dan Departemen Gizi Masyarakat, FEMA-IPB, yang dimuat di Majalah Guru1000 berjudul “Antioksidan dan peranannya terhadap kesehatan”.
Tidak bisa dipungkiri bahwa kesehatan merupakan hal terpenting dan utama dalam kehidupan manusia dibandingkan jabatan, kekuasaan, pangkat, ataupun kekayaan. Tanpa kesehatan yang optimal, semuanya menjadi tidak bermakna. Oleh karena itu, sehat dan bugar merupakan dambaan setiap orang.
Studi epidemiologi menunjukkan ada kaitan erat antara status kesehatan dan usia harapan hidup manusia dengan pola konsumsi makanannya. Penyakit degeneratif (penyakit yang mengiringi proses penuaan) lebih banyak ditemukan pada masyarakat di daerah yang banyak mengkonsumsi protein, lemak, gula dan garam; dibandingkan masyarakat yang banyak mengkonsumsi makanan kaya serat, vitamin, atau bahan aktif lainnya.
Negara dengan mayoritas penduduk berusia panjang seperti Jepang, sering mengkonsumsi makanan yang kaya kacang-kacangan, sayur, dan buah serta mempunyai kebiasaan meminum teh hijau. Penderita penyakit jantung jarang sekali ditemukan pada masyarakat eskimo yang hidupnya tidak terlepas dari konsumsi ikan. Kelompok masyarakat yang terbiasa mengkonsumsi susu fermentasi ternyata juga mempunyai rata-rata usia lebih panjang.
Meningkatnya prevalensi (angka kejadian) penyakit degeneratif di Indonesia akhir-akhir ini memotivasi para peneliti pangan dan gizi Indonesia untuk mengeksplorasi senyawa-senyawa antioksidan yang berasal dari sumber alami. Tingginya biodiversitas kekayaan alam dan bahan-bahan indegenous yang dianugerahkan oleh Tuhan kepada bangsa Indonesia, merupakan potensi yang sangat berharga dan bermanfaat untuk kesehatan masyarakatnya.
Antioksidan dan sumber-sumbernya
Sumber-sumber antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesis reaksi kimia) dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami).
Beberapa contoh antioksidan sintetik yang diizinkan penggunaanya pada makanan dan telah sering digunakan, yaitu butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluen (BHT), propil galat, tert-butil hidoksi quinon (TBHQ), dan tokoferol. Antioksidanantioksidan tersebut merupakan antioksidan alami yang telah diproduksi secara sintetis untuk tujuan komersial.
Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami berasal dari tumbuhan. Kingdom tumbuhan, Angiosperm memiliki kira-kira 250.000 sampai 300.000 spesies dan dari jumlah ini kurang lebih 400 spesies yang telah dikenal dapat menjadi bahan pangan manusia. Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari tumbuhan yang dapat dimakan, tetapi tidak selalu dari bagian yang dapat dimakan. Antioksidan alami tersebar di beberapa bagian tanaman, seperti pada kayu, kulit kayu, akar, daun, buah, bunga, biji, dan serbuk sari.
Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol, dan asam-asam organik polifungsional. Golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan meliputi flavon, flavonol, isoflavon, kateksin, flavonol dan kalkon. Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat, asam ferulat, asam klorogenat, dan lain-lain.
Peranan antioksidan terhadap kesehatan
Proses penuaan dan penyakit degeneratif seperti kanker, penyakit kardiovaskuler, penyumbatan pembuluh darah yang meliputi hiperlipidemik, aterosklerosis, stroke, dan tekanan darah tinggi serta terganggunya sistem imun (kekebalan) tubuh dapat disebabkan oleh stres oksidatif.
Stres oksidatif adalah keadaan tidak seimbangnya jumlah oksidan dan prooksidan dalam tubuh. Pada kondisi ini, aktivitas molekul radikal bebas atau reactive oxygen species (ROS) dapat menimbulkan kerusakan seluler dan genetik. Kekurangan zat gizi dan adanya senyawa xenobiotik dari makanan atau lingkungan yang terpolusi akan memperparah keadaan tersebut.
Bila umumnya masyarakat Jepang atau beberapa masyarakat Asia jarang mempunyai masalah dengan berbagai penyakit degeneratif, hal ini salah satunya disebabkan oleh menu sehat tradisionalnya yang kaya komponen antioksidan. Komponen-komponen tersebut berperan penting dalam menghambat reaksi kimia oksidasi, yang dapat merusak makromolekul dan menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Antioksidan vs penyakit kardiovaskular dan kanker
Peran positif antioksidan terhadap penyakit kanker dan kardiovaskular (terutama yang diakibatkan oleh aterosklerosis/penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah) juga banyak diteliti. Antioksidan berperan dalam melindungi lipoprotein densitas rendah (LDL) dan sangat rendah (VLDL) dari reaksi oksidasi.
Adapun untuk kanker dan tumor banyak ilmuwan spesialis setuju bahwa penyakit ini berawal dari mutasi gen atau DNA sel. Perubahan pada mutasi gen dapat terjadi melalui mekanisme kesalahan replikasi dan kesalahan genetik yang berkisar antara 10-15 %, atau faktor dari luar yang merubah struktur DNA seperti virus, polusi, radiasi, dan senyawa xenobiotik dari konsumsi pangan sebesar 80-85 %. Radikal bebas dan reaksi oksidasi berantai yang dihasilkan jelas berperan pada proses mutasi ini. Dan risiko ini sebenarnya dapat dikurangi dengan mengkonsumsi antioksidan dalam jumlah yang cukup
Berbagai kajian dan studi tentang antioksidan masih perlu dilakukan mengingat manfaatnya yang besar bagi kesehatan. Bahan-bahan alam dari laut seperti tumbuhan mikro alga dan hewan laut perlu di eksplorasi karena kandungan bioaktifnya terutama antioksidan belum secara tuntas dieksplorasi.
Peranan Antioksidan Terhadap Kesehatan